Oleh :Muhdis FK-Japara Kuningan
Dari sekian banyak usaha binaan
PNPM Mandiri Perdesaan seringkali ditemukan hal yang sama yaitu adanya anggapan sulit cara memasarkan produk, atau bahkan ada usaha namun lakunya
barang hanya mengandalkan kalau ada orang yang datang kerumah saja.
Tentu saja penulis merasa
tertarik untuk membahas ini, setidaknya pengalaman pemasaran yang pernah
dilalui sekaligus motivasi ingin membantu mereka yang sudah memiliki semangat
membangun usaha agar bisa lebih berkembang.
Kawan, mari kita mulai membahasnya...( ya nih kapan
mulainya :))
Ada Ungkapan yang mengatakan,
pemasaran itu diibaratkan denyut nadinya usaha, berhenti sebentar saja matilah
usaha itu. ungkapan itu menggambarkan
betapa pentingnya pengusaha memahami dan
menjalankan konsep pemasaran yang benar.
Mari kita fokuskan ke pemasaran
industri rumah tangga/makanan ringan,
Produk rumahan yang banyak di produksi
oleh kelompok-kelompok usaha di perdesaan:
1.
Target market (pasar sasaran) makanan ringan
adalah warung kecil, Toko Chiki, dan pasar tradisional .
Wajib hukumnya
melakukan inventarisasi jumlah warung,
toko chiki, pasar tradisional sesuai rute jalan dan hari kerja yang mau dilalui
( anggap saja 1 hari per minggu libur ),
penting diingat: dalam membuat data warung potensial ini ( istilah orang
pemasaran menyebutnya Bank suspek), untuk warung kecil - tidak perlu resmi
mencantumkan nama warung, alamat, dsb. karena memang biasanya sulit, cukup
mencatat ciri warungnya saja, misalkan: warung depan sekolah, warung depan
Gg.Delima dll.
2.
Setelah memilki data warung potensial, sesuai jadwal yang telah disusun, mulailah menitipkan
produk ke warung- warung yang akan
dikontrol kembali 1 minggu yang akan
datang.
Dalam hal ini ada beberapa tips, catat warung yang
berhasil bisa dititipkan, pergunakan merk dengan ciri khas tertentu hal ini untuk menghindari tertukarnya barang
sejenis dari pemasok yang lain. kesulitan biasaya kalau barang habis, terkadang
pemilki warung adakalanya tidak mengaku
dititipkan barang ( knapa ga pake nota, kurang episien untuk warung kecil mas
!! ) tapi kalau ada cirinya misalnya plastik bungkus yang kosong dan mudah
dikenali akan lebih mudah,.. ingat tidak semua warung pasti nerima titipan
barang kita, ada saja yang menolak biasanya karena sudah banyak produk lain yang menitipkan.
Kegiatan menitipkan barang ini terus di lakukan sampai
dengan satu minggu, jadi kalau mulai dengan
50 pak setiap hari, maka barang yang ditipkan di warung kecil jumlahnya
adalah 50 pak x 7 hari = 350 pak barang yang harus dipersiapkan dalam satu
minggu
Tehnik memasarkan untuk grosir atau pasar tradisional
caranya agak sedikit berbeda dan tidak perlu membawa barang terlebih dahulu,
cukup membawa contoh produk dalam kemasan yang menarik, setelah disepakati
tinggal buat nota pesanan dan jadwal pengiriman, tentu saja harga jualnya lebih
murah dibanding dengan harga yang ada di warung-warung, disini anda jangan pelit untuk memberi sampel untuk di
coba terutama di awal pemasaran.
Contoh harga jual Chiki Per Pak
( berisi 1 pak=20 bungkus )
Harga
Jual ke Pasar
|
Harga
Jual ke warung
|
Harga Jual
Warung ke Konsumen
|
Rp. 6.500,-
– 7.000,-
|
Rp.
8.000,-
|
Rp. 10.000,-
|
3.
Memasuki minggu ke-2, kini saatnya mulai panen
hasil tanaman 1 minggu yang lalu ( ingat 1 minggu sudah panen, bukan 1 bulan
seperti pegawai, bukan lagi 3 bulan seperti petani, agar semakin tertarik mas
bro hehee)...sebagaimana biasa, bawa produksi sejumlah 50 an lagi sesuai warung
yang diisi barang minggu yang lalu, dari
mulai warung pertama anda mulai terima uang...ya Rp. 8.000,-/warung kalau habis semua ( kalau tidak habis
bayarnya Rp.400,- dikali barang yang laku ),,berjalan sampai warung terakhir,
begitu seterusnya sampai akhir minggu...jangan bayangkan uang yang anda terima
100 ribuan, saya bisa pastikan
banyak uang recehan, eit..tunggu
dulu jangan menyepelekan, berapa keuntungan yang diterima, kalau usaha punya sendiri jualan sendiri Nett
marginnya +/- Rp. 1000,-/ bungkus x 50 bungkus = Rp. 50.000,- x 7 hari = Rp. 350.000/minggu ini baru 1 orang
pemasaran, belum termasuk yang di jual lewat pasar tradisional atau grosir yang
memiliki keuntungan lebih besar, bagaimana kalau punya 5 tenaga pemasaran..ya +/- Rp. 7 juta sebulan ( Rp. 350.000 X 4
minggu x 5 orang ), dan bagaimana kalau
menambah jenis produk, tentu omsetnya akan semakin meningkat ....akhirnya kita
menjadi tidak perlu heran banyak pengusaha makanan ringan ini mengalami peningkatan ekonomi yang jauh
berbeda dibanding dengan yang lainnya.
Dan jangan lupa produk yang
dipasarkan harus mampu bersaing dengan produk yang sejenis, baik dari rasa,
kemasan, maupun harga, Satu lagi ..usahakan produk yang anda buat sudah
terdaftar dan memilki No.P-IRT ( Perusahaan
Industri Rumah Tangga ) dari dinas kesehatan, caranya cukup mudah tinggal datang
saja ke dinas kesehatan kab/kota masing-masing peryaratan bisa ditanyakan
langsung, namun dari pengalaman persyaratan cukup sederhana , cuma foto copy
KTP, Cap/merk , dan contoh produk, dan biayanyapun bisa dijangkau +/-
300.000a-an contoh untuk beberapa tahun yang lalu di kab. Cirebon, Oh Iya..dalam cap
agar mencantumkan jumlah isi, nama produsen, dan komposisi bahan yang digunakan
Sampai disini dulu, semoga
bermanfaat......Salam sukses Untuk Pemberdayaan Masyarakat.
( disjpr130414)