Bangga Membangun Desa, Menuju Indonesia Sejahtera

Sabtu, 12 April 2014

Cara Mudah Memasarkan Hasil Industri Rumah Tangga


Oleh :Muhdis FK-Japara Kuningan
Dari sekian banyak usaha binaan PNPM Mandiri Perdesaan seringkali ditemukan hal yang sama yaitu adanya anggapan sulit cara memasarkan produk, atau bahkan ada usaha namun lakunya barang hanya mengandalkan kalau ada orang yang datang kerumah saja.

Tentu saja penulis merasa tertarik untuk membahas ini, setidaknya pengalaman pemasaran yang pernah dilalui sekaligus motivasi ingin membantu mereka yang sudah memiliki semangat membangun usaha agar bisa lebih berkembang.

Kawan, mari kita mulai membahasnya...( ya nih kapan mulainya  :))
Ada Ungkapan yang mengatakan, pemasaran itu diibaratkan denyut nadinya usaha, berhenti sebentar saja matilah usaha itu.  ungkapan itu menggambarkan betapa pentingnya pengusaha memahami  dan menjalankan konsep pemasaran yang benar.


Mari kita fokuskan ke pemasaran industri  rumah tangga/makanan ringan, Produk rumahan yang  banyak di produksi oleh kelompok-kelompok usaha di perdesaan:
1.    Target market (pasar sasaran) makanan ringan adalah warung kecil, Toko Chiki, dan pasar tradisional .
Wajib hukumnya melakukan inventarisasi  jumlah warung, toko chiki, pasar tradisional sesuai rute jalan dan hari kerja yang mau dilalui ( anggap saja  1 hari per minggu libur ), penting diingat: dalam membuat data warung potensial ini ( istilah orang pemasaran menyebutnya Bank suspek), untuk warung kecil - tidak perlu resmi mencantumkan nama warung, alamat, dsb. karena memang biasanya sulit, cukup mencatat ciri warungnya saja, misalkan: warung depan sekolah, warung depan Gg.Delima dll.
2.    Setelah memilki data warung  potensial, sesuai jadwal  yang telah disusun, mulailah menitipkan produk ke warung- warung  yang akan dikontrol  kembali 1 minggu yang akan datang.

Dalam hal ini ada beberapa tips, catat warung yang berhasil bisa dititipkan, pergunakan merk dengan  ciri khas tertentu  hal ini untuk menghindari tertukarnya barang sejenis dari pemasok yang lain. kesulitan biasaya kalau barang habis, terkadang pemilki warung adakalanya  tidak mengaku dititipkan barang ( knapa ga pake nota, kurang episien untuk warung kecil mas !! ) tapi kalau ada cirinya misalnya plastik bungkus yang kosong dan mudah dikenali akan lebih mudah,.. ingat tidak semua warung pasti nerima titipan barang kita, ada saja yang menolak biasanya karena  sudah banyak produk lain yang menitipkan.

Kegiatan menitipkan barang ini terus di lakukan sampai dengan satu minggu, jadi kalau mulai dengan  50 pak setiap hari, maka barang yang ditipkan di warung kecil jumlahnya adalah 50 pak  x 7 hari = 350 pak  barang yang harus dipersiapkan dalam satu minggu

Tehnik memasarkan untuk grosir atau pasar tradisional caranya agak sedikit berbeda dan tidak perlu membawa barang terlebih dahulu, cukup membawa contoh produk dalam kemasan yang menarik, setelah disepakati tinggal buat nota pesanan dan jadwal pengiriman, tentu saja harga jualnya lebih murah dibanding dengan harga yang ada di warung-warung, disini anda  jangan pelit untuk memberi sampel untuk di coba terutama di awal pemasaran.

Contoh harga jual Chiki  Per Pak
( berisi 1 pak=20 bungkus )
Harga Jual ke Pasar
Harga Jual ke warung
Harga Jual Warung ke Konsumen
Rp. 6.500,- – 7.000,-
Rp. 8.000,-
Rp. 10.000,-


3.    Memasuki minggu ke-2, kini saatnya mulai panen hasil tanaman 1 minggu yang lalu ( ingat 1 minggu sudah panen, bukan 1 bulan seperti pegawai, bukan lagi 3 bulan seperti petani, agar semakin tertarik mas bro hehee)...sebagaimana biasa, bawa produksi sejumlah 50 an lagi sesuai warung yang diisi barang minggu yang lalu,  dari mulai warung pertama anda mulai terima uang...ya Rp. 8.000,-/warung  kalau habis semua ( kalau tidak habis bayarnya Rp.400,- dikali barang yang laku ),,berjalan sampai warung terakhir, begitu seterusnya sampai akhir minggu...jangan bayangkan uang yang anda terima 100 ribuan, saya bisa pastikan  banyak  uang recehan, eit..tunggu dulu jangan menyepelekan, berapa keuntungan yang diterima,  kalau usaha punya sendiri jualan sendiri Nett marginnya +/- Rp. 1000,-/ bungkus x 50 bungkus = Rp. 50.000,- x  7 hari = Rp. 350.000/minggu ini baru 1 orang pemasaran, belum termasuk yang di jual lewat pasar tradisional atau grosir yang memiliki keuntungan lebih besar, bagaimana kalau punya 5 tenaga pemasaran..ya  +/- Rp. 7 juta sebulan ( Rp. 350.000 X 4 minggu x 5 orang ), dan  bagaimana kalau menambah jenis produk, tentu omsetnya akan semakin meningkat ....akhirnya kita menjadi tidak perlu heran banyak pengusaha makanan ringan  ini mengalami peningkatan ekonomi yang jauh berbeda dibanding dengan yang lainnya.

Dan jangan lupa produk yang dipasarkan harus mampu bersaing dengan produk yang sejenis, baik dari rasa, kemasan, maupun harga, Satu lagi ..usahakan produk yang anda buat sudah terdaftar dan memilki  No.P-IRT ( Perusahaan Industri Rumah Tangga ) dari dinas kesehatan, caranya cukup mudah tinggal datang saja ke dinas kesehatan kab/kota masing-masing peryaratan bisa ditanyakan langsung, namun dari pengalaman persyaratan cukup sederhana , cuma foto copy KTP, Cap/merk , dan contoh produk, dan biayanyapun bisa dijangkau +/- 300.000a-an contoh untuk beberapa tahun yang lalu di kab. Cirebon, Oh Iya..dalam cap agar mencantumkan jumlah isi, nama produsen, dan komposisi bahan yang digunakan

Sampai disini dulu, semoga bermanfaat......Salam sukses Untuk Pemberdayaan Masyarakat.

( disjpr130414)